MODUL 3.1 PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Nama Peserta :
Ni Komang Diah Ratnadi, S.Pd.
Nama
Fasilitator : Ni
Nengah Nuadi, S.Pd, M.Pd.
Nama Pendamping : Ni Ketut Stuti Adi
Wahyuni, S.Pd.Gr.
MODUL
3.1.a.8 KONEKSI ANTAR MATERI
PENGAMBILAN KEPUTUSAN SEBAGAI
PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Dalam memberikan prinsip dasar pengajaran
di sekolah Taman Siswa, Ki Hajar Dewantara memberikan filosofi yang dijadikan
pedoman bagi seorang seluruh guru yang diperkenalkan sebagai Patrap Triloka.
Konsep ini dikembangkan oleh Beliau setelah mempelajari sistem pendidikan
progresif yang diperkenalkan oleh tokoh pendidikan dari Italia yaitu Maria
Montessori dan Rabindranath Tagore dari India.
Ki Hajar Dewantara Bapak Pendidikan kita dengan
filosofi Pratap Triloka nya memiliki pengaruh yang besar terhadap pengambilan sebuah
keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran. Filosofi
Patrap Triloka ini memiliki unsur-unsur yang disampaikan dalam bahasa Jawa,
sebagai:
Ing Arso
Sung Tulodo : di depan
memberikan contoh
Ing Madyo
Mangun Karso : di tengah membangun kemauan/inisiatif
Tut Wuri Handayani : di belakang selalu menyemangati/mendorong
Dalam pengambilan keputusan, Pemimpin Pembelajaran diharapkan
dapat memasukkan ke-tiga filosofi Pratap Triloka ini yang telah dijadikan
pedoman sejak jaman Bapak Pendidikan Nasional Indonesia kita yaitu Bapak Ki Hajar
Dewantara. Oleh karena itu 9 langkah pengambilan keputusan harus dilakukan
dengan cermat dan baik guna tercapainya nilai-nilai dan budaya positif sekolah
yang telah dianut di sekolah masing-masing.
Adapun keputusan yang diambil harus dapat mewakili visi dan misi
sekolah yang telah disusun berdasarkan kesepakatan bersama. Keputusan yang diambil
harus dapat memberi teladan /contoh yang baik bagi semua.
NILAI &
PERAN GURU PENGGERAK
Nilai dan Peran Guru Penggerak dalam hubungannya dengan Pengambilan keputusan selaku Pemimpin Pembelajaran adalah, Guru diharapkan memiliki nilai dan karakter yang : Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, Berpihak pada murid sehingga dalam pengambilan keputusan pemimpin pembelajaran dapat menciptakan Budaya Positif yang ada di sekolah.
Nilai-nilai yang
tertanam dalam diri saya ini, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang saya
ambil dalam pengambilan suatu keputusan selaku
Pemimpin Pembelajara, yaitu :
1.
Saya lakukan karena itu
yang terbaik untuk kebanyakan orang (Berpikir Berbasis Hasil Akhir – End-Based Thinking)
2.
Ikuti prinsip atau
aturan-aturan yang telah ditetapkan (Berpikir Berbasis Peraturan – Rule-Based Thinking)
3.
Memutuskan sesuatu dengan
pemikiran apa yang saya harapkan orang lain lakukan terhadap saya (Berpikir
Berbasis Rasa Peduli – Care-Based
Thinking).
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN VISI
DAN MISI
Untuk
menguji apakah pengambilan keputusan sesuai dengan prinsip-prinsip yang
diyakini bersama, maka ada beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, seperti :
·
Apakah pengambilan keputusan itu konsisten
dengan misi Sekolah?
·
Apakah pengambilan keputusan itu
mendekatkan kita pada visi Sekolah?
·
Apakah pengambilan keputusan itu sesuai
dengan nilai-nilai yang dianut oleh Sekolah?
·
Apakah pengambilan keputusan itu dapat
menciptakan budaya positif yang baik di Sekolah/Lembaga?
Jika sudah berarti
keputusan yang kita ambil sudah benar.
Pengambilan keputusan yang tepat akan berdampak pada
terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman bagi anak didik.
Lingkungan dan budaya positif yang diterapkan di sekolah akan sangat
mempengaruhi karakter dan pribadi dari peserta didik di sekolah tersebut.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN ‘COACHING’
Dalam Pengambilan keputusan selaku Pimpinan
Pembelajaran, dibutuhkan ketrampilan–ketrampilan yang sama seperti pada saat
kita melakukan ‘coaching’, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Pengambilan keputusan tersebut haruslah efektif, dan masihkah ada
pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.
Hal-hal ini tentunya bisa dibantu melalui sesi ‘coaching’ dengan menggunakan tehnik Tirta, TIRTA kepanjangan
dari :
·
T:
Tujuan
·
I:
Identifikasi
·
R:
Rencana aksi
·
TA:
Tanggung jawab
KETERAMPILAN KEPEMIMPINAN
PENDUKUNG PEMIMPIN PEMBELAJARAN
Sumber ilustrasi gambar: Instruktur Muchlis.
Dari ilustrasi ini dapat diambil
kesimpulan bahwa seorang pemimpin pembelajaran harus memiliki 9 keterampilan
kepemimpinan sebagai pendukungnya, yaitu :
1. Pengatahuan diri
2. Memiliki Managemen waktu dan
kehidupan yang baik
3. Seorang Agen Perubahan
4. Memiliki Tujuan dan Usaha Bersama
5. Pengambil Keputusan Beretika
6. Pengaruh Komunikasi Persuasif
7. Komunitas Iklim Berbudaya
8. Transisi Kepemimpinan dan
Perencanaan Suksesi
9. Arahan yang Jelas dan Tegas
Untuk meraih kinerja tinggi, peran pemimpin sangat menentukan.
Pemimpin memiliki dua fungsi utama:
1) menetapkan arah tujuan yang harus ditaati, dan
2) merealisasikan arah tujuan tersebut menjadi
kenyataan.
Dengan kata lain, pemimpin harus menerjemahkan misi, visi dan
nilai-nilai dari konsep menjadi praktik. Setiap keputusan menyediakan
pilihan dimana pimpinan dan anggota tim didorong untuk menyelaraskan diri satu
sama lainnya.
Dilema etika adalah hal berat
yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema
etika, akan ada nilai-nilai kebajikan mendasari yang bertentangan seperti cinta
dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi,
tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Secara umum ada pola, model, atau
paradigma yang terjadi pada situasi dilema etika yang bisa dikategorikan
seperti di bawah ini:
1. Individu
lawan masyarakat (individual vs community)
Dalam paradigma ini ada
pertentangan antara individu yang berdiri sendiri melawan sebuah kelompok yang
lebih besar di mana individu ini juga menjadi bagiannya. Bisa juga konflik
antara kepentingan pribadi melawan kepentingan orang lain, atau kelompok kecil
melawan kelompok besar
2. Rasa
keadilan lawan rasa kasihan (justice vs
mercy)
Dalam paradigma ini ada pilihan
antara mengikuti aturan tertulis atau tidak mengikuti aturan sepenuhnya.
Pilihan yang ada adalah memilih antara keadilan dan perlakuan yang sama bagi
semua orang di satu sisi, dan membuat pengecualian karena kemurahan hati dan
kasih sayang.
3. Kebenaran
lawan kesetiaan (truth vs loyalty)
Kejujuran dan kesetiaan
seringkali menjadi nilai-nilai yang bertentangan dalam situasi dilema etika.
Kadang kita perlu untuk membuat pilihan antara berlaku jujur dan berlaku setia
(atau bertanggung jawab) kepada orang lain. Apakah kita akan jujur menyampaikan
informasi berdasarkan fakta atau kita menjunjung nilai kesetiaan pada profesi,
kelompok tertentu, atau komitmen yang telah dibuat sebelumnya.
4. Jangka
pendek lawan jangka panjang (short term
vs long term)
Paradigma ini paling sering
terjadi dan mudah diamati. Kadang perlu untuk memilih antara yang kelihatannya
terbaik untuk saat ini dan yang terbaik untuk masa yang akan datang. Paradigma
ini bisa terjadi di level personal dan permasalahan sehari-hari
9 Langkah Pengambilan &
Pengujian Keputusan, yaitu :
1. Mengenal bahwa ada nilai-nilai
yang saling bertentangan.
2. Menentukan siapa yang terlibat
dalam situasi ini.
3. Kumpulkan fakta-fakta yang
relevan dalam situasi ini.
4. Pengujian Benar atau Salah.
v Uji Legal – Apakah ada aspek
pelanggaran hokum dalam situasi tersebut?
v Uji Regulasi – Apakah ada
pelanggaran peraturan/kode etik profesi dalam kasus tersebut?
v Uji Intuisi – Berdasarkan perasaan
dan intuisi Anda, apakah ada yang salah dalam situasi ini?
v Uji Halaman Depan Koran – Apa yang
akan Anda rasakan bila keputusan Anda dipublikasikan di halaman depan koran?
Apakah Anda merasa nyaman? Bila Anda tidak merasa nyaman, kemungkinan kasus
tersebut bukan kasus dilemma etika, namun bujukan moral.
v Uji Panutan/Idola – Kira-kira apa
keputusan yang akan diambil oleh panutan/Idola Anda dalam situasi ini?
5. Pengujian Paradigma Benar atau
Benar
6. Prinsip Pengambilan Keputusan
7. Investigasi Opsi Trilemma
8. Buat Keputusan
9. Tinjau lagi Keputusan Anda dan
Refleksikan.
KESULITAN-KESULITAN YANG DITEMUI
Kesulitan-kesulitan yang saya hadapi biasanya bila keputusan yang sudah saya dapatkan melalui proses 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan ternyata masih ada pertentangan dengan pihak yang lebih tinggi dari kita atau para pemangku kebijakan. Akhirnya saya kembali lagi ke masalah perubahan paradigm di lingkungan sekolah saya dan ini sangat menguras pikiran saya.
PENGARUH
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pengaruh
pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan
murid-murid kita jelas sangat berpengaruh karena jika
keputusan yang kita ambil benar, akan menimbulkan suasana yang nyaman, kondusif
bagi anak didik juga akan tercipta budaya positif di dalam lingkungan sekolah
dan juga berpengaruh pada karakter para anak didik juga.
Seorang
pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan
atau masa depan murid-muridnya karena, seperti yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu dalam 9 langkah
pengambilan keputusan harus dilakukan dengan cermat dan baik guna tercapainya
nilai-nilai dan budaya positif sekolah yang telah dianut di sekolah
masing-masing. Adapun keputusan yang diambil harus dapat memuaskan murid-murid
yang telah disusun berdasarkan kesepakatan bersama.
Keputusan yang diambil harus dapat memberi teladan /contoh yang baik bagi
semua, sehingga dapat mewujudkan merdeka
belajar pada anak didik
Proses menekankan pada hal-hal yang melibatkan berbagai pihak yang berkepentingan. Memang tahap ini berkaitan dengan hal-hal yang tidak kelihatan tapi penting, seperti peningkatan kepercayaan, keterbukaan komunikasi, penghargaan terhadap perbedaan, semangat kebersamaan, penerapan metode win-win, dan peningkatan kreativitas. Intinya adalah jangan masuk ke prioritas sebelum berbagai pihak yang terlibat dapat menyepakati prinsip dan proses dalam penambilan keputusan.
Ulasan yang bagus bu guru Ratna, good job
ReplyDeleteSuksma Bu Narti🙏
DeleteDahsyat bunda 👍
ReplyDeleteTerima kasih Bu Ayu jegeg
Delete